Perlindungan Anak & Perempuan

Di Pangkuan Ayah, Anak Belajar Tegar

I. Pendahuluan

Di balik ketangguhan seorang anak, ada peran besar seorang ayah yang sering kali tidak terlihat, tetapi begitu mendalam. Ayah bukan hanya seorang pencari nafkah, tetapi juga pondasi  yang kokoh dalam membentuk karakter dan mentalitas anak. Dalam Islam, ayah memiliki tanggung jawab sebagai  awwam (pemimpin) dalam keluarga, yang bertugas mendidik anak dengan nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia. Anak-anak Palestina, misalnya, menjadi simbol ketegaran yang luar biasa di tengah konflik yang melanda. Mereka tetap optimis dan tangguh menghadapi kerasnya kehidupan, berkat dukungan keluarga, terutama ayah yang menjadi figur pelindung dan motivator. Tulisan ini akan membahas bagaimana peran ayah mampu membentuk mentalitas anak yang sehat dan tangguh, dengan mengambil inspirasi dari ketegaran anak-anak Palestina.

II. Pembahasan

A. Pentingnya Peran Ayah dalam Kehidupan Anak
Ayah adalah figur panutan pertama bagi anak, seseorang yang memberikan contoh nyata tentang keberanian, ketegasan, dan kasih sayang. Dalam ajaran Islam, ayah bertanggung jawab untuk menanamkan tauhid (keimanan kepada Allah SWT) dan mengajarkan akhlak yang baik. Kehadiran ayah dalam kehidupan seorang anak akan memberikan rasa aman dan nyaman. Ayah yang mampu menyeimbangkan peran otoritatif dan suportif tidak hanya menanamkan disiplin, tetapi juga mengajarkan empati. Anak yang tumbuh dengan bimbingan ayah cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih kuat dan mampu menghadapi tantangan dengan kepala tegak.

B. Faktor-Faktor yang Membentuk Mentalitas Tangguh pada Anak
1. Kasih Sayang dan Perhatian Anak-anak membutuhkan kehadiran ayah yang penuh kasih sayang. Dalam Islam, Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana seorang ayah harus menunjukkan cinta kepada anak-anaknya, baik melalui sentuhan, pelukan, maupun doa. Sentuhan sederhana, kata-kata penyemangat, atau bahkan waktu yang diluangkan bersama dapat menciptakan rasa dihargai dan dicintai. Hal ini menjadi landasan penting bagi mentalitas yang kokoh.
2.
Pola Komunikasi yang Terbuka Ayah yang membuka ruang dialog dengan anak membantu mereka belajar mengelola emosi. Dalam AlQur’an, terdapat banyak kisah tentang para nabi yang berdialog dengan anak-anak mereka, seperti Nabi Ibrahim AS dengan Ismail AS. Ketika anak merasa didengar tanpa dihakimi, mereka tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri dan mampu menghadapi berbagai situasi sulit.
3.
Pendidikan Nilai-Nilai Moral dan Spiritual Ayah memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan. Dalam Islam, pendidikan anak dimulai dengan mengenalkan mereka kepada Allah SWT, mengajarkan shalat, dan menanamkan akhlak mulia seperti kesabaran, kejujuran, dan syukur. Melalui cerita, pengalaman, atau nasihat, ayah mengajarkan anak tentang pentingnya berserah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi tantangan hidup. Nilai-nilai ini menjadi bekal anak dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan.

C. Inspirasi dari Ketangguhan Anak-Anak Palestina
Anak-anak Palestina adalah contoh nyata bagaimana mentalitas tangguh dapat terbentuk di tengah kondisi yang sulit. Mereka tetap mamputersenyum, belajar, dan bermimpi meskipun hidup dalam tekanan. Salah satu faktor yang mendukung ketangguhan mereka adalah peran ayah sebagai figur yang menguatkan dan melindungi. Ayah mereka tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga menanamkan semangat juang dan harapan, sering kali dengan mengingatkan anak-anak mereka untuk bersandar kepada Allah SWT. Inspirasi ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk mendidik anak agar memiliki jiwa yang kuat dan optimis.

D. Implementasi Peran Ayah dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Pendamping dalam Proses Belajar Anak Ayah dapat berperan aktif dalam mendampingi anak belajar, baik secara akademik maupun non-akademik. Dalam Islam, belajar adalah ibadah, dan ayah yang mendukung proses ini berarti telah menjalankan tanggung jawabnya untuk mendidik anak.
2.
Mendorong Anak untuk Menghadapi Tantangan Memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba hal-hal baru, bahkan jika itu berarti menghadapi kegagalan, adalah bagian penting dari pembentukan mentalitas tangguh. Ayah dapat mengingatkan anak untuk selalu bertawakal kepada Allah SWT setelah berusaha sebaik mungkin.
3.
Membentuk Lingkungan Keluarga yang Harmonis Keharmonisan keluarga yang dijaga oleh ayah menciptakan suasana yang mendukung perkembangan mental anak. Dalam Islam, keluarga yang harmonis adalah keluarga yang menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan, seperti saling menghormati, berbuat adil, dan menjaga silaturahim.

III. Penutup

Ketangguhan seorang anak tidak terbentuk begitu saja. Ada peran besar ayah di baliknya, memberikan kasih sayang, menanamkan nilai-nilai moral, dan menjadi tempat berpijak saat anak menghadapi kesulitan. Dalam Islam, ayah memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi teladan yang baik dan mendidik anak dengan nilai-nilai agama yang kokoh. Inspirasi dari anak-anak Palestina mengajarkan kita bahwa peran ayah sebagai motivator dan pelindung sangatlah penting.
Sebagai refleksi, ayah perlu terus memperkuat hubungan emosional dengan anak dan menjadi teladan yang baik. Di sisi lain, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung peran ayah melalui edukasi dan kampanye kesadaran. Dengan begitu, kita dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya tangguh, tetapi juga memiliki hati yang penuh kasih, iman yang kuat, dan semangat juang yang tinggi.

Penulis:   Deni Tachrun  (Peserta Kegiatan “Menulis Esai oleh Ayah dan Calon Ayah” yang diselenggarakan oleh LBF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *