Religi

Bagaimana Ramadhan Mu Tahun Ini?

 

Oleh : Ustazah Yayah Arfiah

Ramadhan kembali menyapa, sejuta kenangan masih terasa, akankah Ramadhan tahun ini  lebih menggelora …? Semuanya terserah anda.

Seharusnya setiap muslim menyambut ramadhan dengan perasaan gembira dan bangga karena bulan ramadhan memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki bulan lainnya.  Allah SWT berfirman:

“Katakanlah, ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Diantara keutamaan itu adalah mendapat ampunan dari segala dosa. Sabda Rasul SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

[رواه البخاري ومسلم]

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu pasti diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang melakukan qiyam [di malam hari] Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka maka dosanya yang lalu pasti diampuni.” [Hr. Bukhari dan Muslim]

Keutamaan Ramadhan yang  lainnya, sebagaimana dalam sabda Nabi SAW:

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Didalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad, shahih)

Bagaimana mendapatkan semua peluang emas tersebut dan tidak menjadi mahrum (terhalang)…?? Tidak mendapatkan apapun selain kepayahan merasakan lapar dan dahaga, sebagaimana dalam hadits yang artinya,

“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda, ‘Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan haus saja. Berapa banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malam.’” (HR An-Nasai)

Bisa jadi penyebabnya adalah karena tidak dipersiapkan dengan baik, sehingga amal mudah terkontaminasi dan tidak terjaga kesuciannya.

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (qaul az-zuur) dan malah melakukannnya, maka Allah tidak butuh dengan lapar dan hausnya.” (HR. Bukhari)

Mari persiapkan diri agar shaum dan Qur’an menjadi penolong di kemudian hari.

Pertama, siapkan kembali pemahaman dan ilmu menuju kesempurnaan ibadah.

Barangkali kita lupa beberapa hal, atau bisa jadi ada yang belum kita fahami dengan sebenarnya.

عن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((فقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد)

“Satu orang yang faham agama lebih berat bagi syetan dari 1000 ahli ibadah (tanpa ilmu)”

Maka ilmu menjadi sangat penting, karena syarat agar amal kita diterima adalah harus dibangun diatas ilmu dan cara beribadah yang diajarkan oleh Nabi SAW.

Kedua, Kemantapan hati juga harus dibangun kembali, agar Ramadhan tahun ini menjadi lebih baik lagi dengan menaikkan kadar keimanan dalam hati, karena iman itu berfluktuasi.

“Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.”  (HR. Ibn Hibban)

Iman dan ihtisab (hanya berharap pahala dari Allah) merupakan dua hal yang harus menjadi motivasi semua ibadah seorang hamba, tanpanya semua akan menjadi sia-sia.

Ketiga, Persiapkan program dengan menata waktu dan kegiatan yang dapat menambah bobot amal ibadah.

Prioritas amal ibadah khusus harus dilakukan, agar Ramadhan benar-benar mendatangkan perubahan sifat dan sikap lebih dekat dgn kriteria ‘ibadurrohman’. Dibutuhkan tekad dan upaya yang sungguh-sungguh untuk meraih pahala berlimpah di bulan Ramadhan. Dengan membuat jadwal aktivitas dan komitmen manjalankannya, akan banyak membantu kita optimal dan maksimal meraih kesuksesan.

Keempat, Sarana fisik dan materi

Hal yang tak kalah pentingnya adalah menyiapkan fisik dan materi. Bagaimana tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan mengatur pola makan yg sehat, berolah raga secara teratur dan menjaga kebersihan lingkungan rumah.

Rasulullah bersabda : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)

Selain kekuatan fisik kita juga memerlukan dana lebih untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakatnya. Rasulullah telah mencontohkan kedermawanan yang berlebih di bulan Ramadhan, sampai-sampai diibaratkan dgn angin sepoi2 yang memberikan kesegaran kepada siapa saja.

 “Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas r.a., ia mengisahkan: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan masalah kebaikan (harta benda), dan kedermawanan beliau mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan di saat berjumpa dengan Malaikat Jibril. Dan Malaikat Jibril ‘alaihissalam biasanya senantiasa menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Qur’an di hadapannya. Bila Beliau SAW telah berjumpa dengan Malaikat Jibril ‘alaihissalam Beliau SAW menjadi begitu dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda) dibanding angin sepoi-sepoi yang berhembus.” (Muttafaqun ‘alaih)

Para ulama’ menjelaskan hikmah perubahan kedermawanan Nabi SAW pada bulan ramadhan, terlebih-lebih seusai bertadarus Al Qur’an bersama malaikat Jibril ‘alaihissalam. Dijelaskan bahwa membaca Al Qur’an dan memahami kandungannya mendorong Beliau SAW untuk semakin merasa kecukupan dan terbebas dari sifat tamak. Dan perasaan kecukupan semacam inilah yang mendasari setiap kedermawanan. Ditambah lagi pada bulan Ramadhan, karunia Allah kepada umat manusia berlipat ganda, karenanya Beliau SAW senang untuk meneladani sunnatullah dengan melipat gandakan kedermawanan Beliau SAW. Dengan bersatunya beberapa hal di atas, keutamaan waktu ditambah perjumpaan dengan Malaikat Jibril bersatu padu dalam diri Beliau SAW sehingga kedermawanan Beliau SAW berlipat ganda. (Fathul Bari 1/31) Semoga Allah memudahkan kita meneladani Beliau SAW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *