Perlindungan Anak & Perempuan

Peran Besar Seorang Ibu di Era New Normal

Muslim mom teaching daughter how to wear a Hijab

New Normal adalah sebuah kebiasaan baru di masa transisi yang harus diterapkan oleh setiap orang sebelum pandemic Covid-19 berakhir. Termasuk juga di dalam keluarga sebagai organisasi terkecil masyakarat kita, disinilah ibu diharapkan hadir sebagai penopang. Ibu bisa memberikan inspirasi yang cerdas serta tangguh di dalam keluarga. Ketangguhan seorang ibu akan membantu seluruh anggota keluarga melewati masa ini dengan tetap stay safe dan stay health.

Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak – anak. Semenjak kebijakan social distancing, work from home (WFH) dan juga school from home (SFH) peran ibu baik sebagai ibu pekerja dan atau ibu rumah tangga setidaknya ada tiga peran yaitu :

  1. Menjadi pekerja yang “ngantor” tapi di rumah
  2. Manjadi guru privat yang mendampingi anak belajar jarak jauh dan mengerjakan tugas-tugas sekolah
  3. Peran domestik khususnya menyiapkan makanan dan asupan yang sehat bagi keluarga

Sudah menjadi qodarullah dan juga sunnatullah bahwa ibu harus kembali lagi kepada perannya yang utama yaitu di dalam keluarga. Peran itu kini makin terbuka luas khususnya di masa pandemi ini. Ibu yang hebat sangat diperlukan kehadirannya untuk mendampingi putra-putrinya. Ibu pekerja atau ibu rumah tangga atau yang merangkap keduanya dituntut untuk lebih bijak serta diuji ketahanannya. Bagaimana dia bisa melakukan manajemen waktu terbaik agar semua tugas bisa dijalani dengan maksimal.

Tentunya peran ganda ini menuntut adanya adaptasi, pada tahap awal masa PSBB banyak yang merasa kerepotan, membiasakan diri full time bersama keluarga dan anak-anak. Sehingga emosi para ibu menjadi kadang tidak terkendali, mudah gusar, galau, emosi tak sabar, merasa kurang profesioanl dan lain sebagainya. Hal ini karena biasanya bekerja di luar rumah atau punya segudang aktivitas sosial di masyarakat, lalu perannya di rumah untuk masak dan beres-beres telah digantikan oleh asisten rumah tangga sehingga ibu menjadi gagap.

Apalagi untuk ibu yang merangkap pekerjaan sebagai tenaga kesehatan yang melayani pasien Covid-19 harus merelakan waktunya berhari-hari di rumah sakit berpisah dari keluarga. Ini sangat membutuhkan dukungan keluarga besar untuk menyemangatinya agar tidak stress yang akan berakibat pada menurunnya daya tahan tubuh.

Untuk ibu yang anaknya sudah mahasiswa (bahkan ada yang dari sekolah dasar) masalahnya lain lagi, anaknya harus menjalani perkuliahan daring via jarak jauh (zoom, gmeet classroom dll), yaitu paket internet harus selalu ada. Wifi harus “kenceng” agar kuliah atau sekolahnya bisa berjalan lancar. Disatu sisi masalah keuangan keluarga menyusut di tengah masa pandemic kerena usahanya yang berkurang omzetnya atau gaji suami yang tak penuh karena sebagian besar WFH. Terkadang ibu harus mengalah agar semuanya bisa berjalan normal.

Inilah perubahan yang pastinya membawa kondisi kurang nyaman, namun pasti ada juga sisi positifnya yang bisa diambil hikmahnya yaitu :

  1. Ibu-ibu yang semula “gaptek” kini menjadi ibu digital.

Yang semula HP hanya berisi grup What Apps sekarang bisa meeting online, belanja online, membuat laporan online, dan lain sebagainya.

  • Kembali menjadi koki yang harus professional

Dahulu mungkin karena sibuk harus membeli makanan via online, pesan ke tetangga atau hanya membuat yang praktis saja. Kini karena memiliki waktu yang cukup dan harus hemat anggaran menjadikan para ibu berkesempatan mengasah kembali kekampuan “home cookingnya

  • Menerapkan dan mendisiplinkan perilaku hidup sehat dalam keluarga

Peran ibu sangat penting untuk mendisiplinkan anggota keluarga untuk mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Harus mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, olah-raga, memakai masker saat keluar rumah dan membawa hand sanitizer ketika jauh dari air untuk cuci tangan.

  • Quality time bersama keluarga bertambah

Kini bisa ibadah bersama, mengaji bersama, bermain bersama yang tentunya menghadirkan kebahagiaan.

Kebiasaan baru inilah yang disebut dengan new normal yang awalnya tidak biasa, namun diramalkan bahwa kebiasaan baru ini akan terbawa setelah kembali diperbolehkan beraktivitas secara normal setelah masa pandemi berakhir.

Agar tidak stress tentunya kaum ibu perlu memahami betapa besarnya perannya dalam membentuk generasi yang unggul. Tak hanya bersama saja secara fisik di rumah, namun harus berkontribusi aktif membentuk mereka menjadi pribadi yang siap menyongsong masa depan gemilang. Mari berperan dalam bentuk apa saja, sebesar apa saja yang kita mampu. Ibu adalah pahlawan keluarga. Semoga kita bisa melewati masa-masa ini dengan sukses, Mari kita sambut tatanan New Normal dengan lebih baik dan lebih berkualitas. Insyaa Allah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *